METODE ILMIAH DAN ILMU PENGETAHUAN
A. METODE
ILMIAH
Ø Kata metode berasal bahasa Yunani
yaitu kata “methos” yang terdiri dari unsur kata berarti cara, perjalanan
sesudah, dan kata “kovos” berarti cara perjalanan, arah. Metode merupakan
kajian atau telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa proses dan
asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian
dan kajian ilmiah.
Ø Metode ilmiah merupakan prosedur
dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode, menurut Senn, merupakan prosedur
atau cara mengetahui sesuatu, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis.
Metodologi ilmiah merupakan pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan
dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
Ø Proses kegiatan ilmiah, menurut
Riychia Calder, dimulai ketika manusia mengamati sesuatu. Secara ontologis ilmu
membatasi masalah yang diamati dan dikaji hanya pada masalah yang terdapat
dalam ruang lingkup jangkauan pengetahuan manusia. Jadi ilmu tidak
mempermasalahkan tentang hal-hal di luar jangkauan manusia. Karena yang
dihadapinya adalah nyata maka ilmu mencari jawabannya pada dunia yang nyata
pula. Di sinilah pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan empiris
dalam langkah-langkah yang disebut metode ilmiah. Secara rasional, ilmu
menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara
empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak.
Ø Ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang kebenaran, antara lain sebagai berikut:
1. The correspondence theory of truth. Menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya.
2. The consistence theory of truth. Menurut teori ini, kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Dengan kata lain bahwa kebenaran ditegaskan atas hubungan antara yang baru itu dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan kita akui benarnya terlebih dahulu.
3. The pragmatic theory of truth. Yang dimaksud dengan teori ini ialah bahwa benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.
1. The correspondence theory of truth. Menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya.
2. The consistence theory of truth. Menurut teori ini, kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Dengan kata lain bahwa kebenaran ditegaskan atas hubungan antara yang baru itu dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan kita akui benarnya terlebih dahulu.
3. The pragmatic theory of truth. Yang dimaksud dengan teori ini ialah bahwa benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.
Ø Sedangkan nilai kebenaran itu bertingkat-tingkat, sebagai
mana yang telah diuraikan oleh Andi Hakim Nasution dalam bukunya Pengantar ke
Filsafat Sains, bahwa kebenaran mempunyai tiga tingkatan, yaitu haq al-yaqin,
‘ain al-yaqin, dan ‘ilm al-yaqin. Adapun kebenaran menurut Anshari mempunyai
empat tingkatan, yaitu:
1. Kebenaran wahyu
2. Kebenaran spekulatif filsafat
3. Kebenaran positif ilmu pengetahuan
4. Kebenaran pengetahuan biasa.
1. Kebenaran wahyu
2. Kebenaran spekulatif filsafat
3. Kebenaran positif ilmu pengetahuan
4. Kebenaran pengetahuan biasa.
Ø Menurut kajian epistemologi terdapat beberapa metode untuk
memperoleh pengetahuan, diantaranya adalah :
1.
Metode Empirisme
Menurut paham empirisme, metode untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada pengalaman yang bersifat empiris, yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. Seperti petanyaan-pertanyaan bagaimana orang tahu es membeku? Jawab kaum empiris adalah karena saya melihatnya (secara inderawi/panca indera), maka pengetahuan diperoleh melalui perantaraan indera.
Menurut paham empirisme, metode untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada pengalaman yang bersifat empiris, yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. Seperti petanyaan-pertanyaan bagaimana orang tahu es membeku? Jawab kaum empiris adalah karena saya melihatnya (secara inderawi/panca indera), maka pengetahuan diperoleh melalui perantaraan indera.
2.
Metode Rasionalisme
Berbeda dengan penganut empirisme, karena rasionalisme memandang bahwa metode untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. Bukan berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan pengalaman dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh suatu pengetahuan.
Berbeda dengan penganut empirisme, karena rasionalisme memandang bahwa metode untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. Bukan berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan pengalaman dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh suatu pengetahuan.
3.
Metode Fenomenalisme
Immanuel Kant adalah filsuf Jerman abad XX yang melakukan kembali metode untuk memperoleh pengetahuan setelah memperhatikan kritikan-kritikan yang dilancarkan oleh David Hume terhadap pandangan yang bersifat empiris dan rasionalisme. Menurut Kant, metode untuk memperoleh pengetahuan tidaklah melalui pengalaman melainkan ditumbuhkan dengan pengalaman-pengalaman empiris disamping pemikiran akal rasionalisme.
Immanuel Kant adalah filsuf Jerman abad XX yang melakukan kembali metode untuk memperoleh pengetahuan setelah memperhatikan kritikan-kritikan yang dilancarkan oleh David Hume terhadap pandangan yang bersifat empiris dan rasionalisme. Menurut Kant, metode untuk memperoleh pengetahuan tidaklah melalui pengalaman melainkan ditumbuhkan dengan pengalaman-pengalaman empiris disamping pemikiran akal rasionalisme.
4.
Metode Intuisionisme
Metode intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan melalui intuisi tentang kejadian sesuatu secara nisbi atau pengetahuan yang ada perantaraannya.
Metode intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan melalui intuisi tentang kejadian sesuatu secara nisbi atau pengetahuan yang ada perantaraannya.
5.
Metode Ilmiah
Pada metode ilmiah, untuk memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Secara sederhana teori ilmiah harus memenuhi 2 syarat utama yaitu harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya dan harus cocok dengan fakta-fakta empiris.
Pada metode ilmiah, untuk memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Secara sederhana teori ilmiah harus memenuhi 2 syarat utama yaitu harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya dan harus cocok dengan fakta-fakta empiris.
A. Ilmu
Pengetahuan
Ø Pengertian ilmu pengetahuan adalah suatu sistem berbagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil
pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan
metode-metode tertentu. Secara etimologi, ilmu berasal dari bahasa arab dari
kata ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahuai. Jadi dapat
artikan bahwa ilmu pengethuan adalah memahami suatu pengetahuan.Ilmu adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan alam manusia. Sedangkan pengetahuan
adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk
memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang terakumulasi sehingga
bisa diaplikasikan ke dalam masalah/proses bisnis tertentu.
Ø Pengertian Ilmu Pengetahuan
Menurut Para Ahli di Indonesia
·
Moh.
Hatta: Pengertian ilmu pengetahuan menurut
Moh. Hatta bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur
tentang pekerjaan hokum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang
sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
·
Dadang
Ahmad S: Pengertian ilmu pengetahuan menurut
Dadang Ahmad S, adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus
hingga dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
·
Soerjono
Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut
Soerjono Soekanto adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan
ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang
mengetahuinya.
·
Asle
Montagu: Pengertian ilmu pengetahuan menurut
Asle Montagu dalam bukunya the cultured man adalah sebagai pengetahuan yang
disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan
yang telah dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang
sedang dipelajari.
·
Ralp Ross
dan Ernes Van Den Haag: Menurut
Ralp Ross dan Ernes Van Den Haag dalam bukunya yang berjudul The Fabric of
Society, bahwa ilmu memiliki kriteria empiris, rasional umum, kumulatif, dan
keempatnya serentak terpenuhi.
Ø Fungsi Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu
Pengetahuan itu Menjelaskan, fungsi ilmu pengetahuan menjelaskan 4 bentuk
yaitu
·
Deduktif, ialah ilmu yang
menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan
sebelumnya.
·
Probablistik adalah ilmu pengetahuan
yang menjelaskan mengenai pola pikir induktif dari sejumlah kasus yang jelas,
sehingga memberikan kepastian yang tidak mutlak dan bersifat kemungkinan besar
atau hampir pasti.
·
Fungsional, adlaah ilmu pengetahuan
menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem secara menyeluruh.
·
Genetik, adalah ilmu pengetahuan
yang menjelaskan suatu faktor mengenai gejala-gejala yang sering terjadi.
2. Meramalkan, ilmu pengetahuan menjelaskan faktor sebab akibat suatu
kejadian atau peristiwa seperti disaat harga naik.
3. Mengendalikan, ilmu pengetahuan yang mengendalikan harus dapat
mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu teori seperti bagaimana
mengendalikan kurs rupiah dan harga.
Ø Syarat-Syarat Ilmu Pengetahuan
·
Logis atau
Masuk Akal, sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan yang diakui kebenarannya.
·
Objektif,
sesuai berdasarkan objek yang dikaji
dan didukung dari fakta impiris.
·
Metodik,
diperoleh dari cara tertentu dan
teratur yang dirancang, diamati dan terkontrol.
·
Sistematik,
disusun dalam satu sistem satu
dengan saling berkaitan dan menjelaskan sehingga satu kesatuan.
·
Berlaku
umum atau universal, berlaku
untuk siapapun dan dimana pun, dengan tata cara dan variabel eksperimentasi
yang lama untuk hasil yang sama.
·
Kumulatif
berkembang dan tentatif, ilmu
pengetahuan selalu bertambah yang hadir sebagai ilmu pengetahuan baru. Ilmu
pengetahuan yang salah harus diganti dengan yang benar disebut sifat tentatif.
Daftar
Pustaka
H. Inu kencana Syafiie, 2005.
Pengantar Ilmu Pemerintahan. Yang Menerbitkan PT Refika Aditama: Bandung
Hamami, Abbas, 1997, Epistemologi
Ilmu. Yogyakarta: Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Hardono, Hadi, 1997, Epistemologi,
Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta:Kanisius.
Nasution, Andi Hakim, 1988,
Pengantar Filsafat Sains. Jakarta: Litera Antar Nusa.